Ini malam valentine. Seperti malam sebelumnya, tetapi kali ini Ginny merasakan sesuatu ada yang kurang malam ini. Biasanya Ginny merayakan malam valentine di bukit yang tinggi di bawah pohon yang besar sekali, agar dapat memandang langit yang begitu indahnya bersama Dion. Tapi, Ginny merasa Dion tidak ada di sampingnya untuk melewatkan malam valentine kali ini. Ginny memandang ke langit biru. Ginny melihat banyak sekali bintang yang berkelep-kelip, menatap ke arahnya. Tiba-tiba saja, ada seseorang yang datang dari belakang Ginny.
“Ayo, tebak aku siapa?” sebuah suara yang lembut yang berbisik di belakangnya. Dan Ginny langsung tahu itu suara siapa.
“Ehm, ini pasti Dion!” kini wajah Dion sekarang ada di hadapannya. Dion tersenyum kecil seperti biasanya di berikan kepada Ginny.
“Kamu kenapa sih, kok datangnya telat? Dari tadi aku di sini nungguin kamu tahu…!” kata Ginny
“Ya maaf deh, soalnya tadi ada urusan yang nggak bisa di tinggalin. Jadi, jangan marah dong.” Sambil memohon kepada Ginny agar mau memaafkan kesalahannya.
“Iya....iya, aku udah maafin kamu kok! “Lagipula malam ini, kan, malam valentine. Jadi aku nggak akan marah sama kamu, cuma gara-gara hal sepele kayak begini. Yang penting kamu, kan, sekarang udah dateng.” Suaranya yang lembut dan sabar membuat hati Dion jadi semakin sayang sama Ginny.
Kamu beneran nggak marah, kan?” tanya Dion kepada Ginny. Dan Ginny mengangguk sebagai tanda bahwa itu adalah jawabannya.
“Oohh, iya....aku sampai lupa.” Dion ingin mengambil sesuatu di dalam kantong jasnya.
“Ginny sekarang, aku mau kamu tutup mata kamu sekarang juga. Karena aku punya kejutan buat kamu.” Kata Dion.
Dan Ginny langsung menutup matanya, karena dia penasaran sekali apa kira-kira kejutan yang akan di berikan kepadanya. Setelah memastikan Ginny telah menutup matanya, Dion langsung menyodorkan sebuah kotak kecil dari genggaman tangannya.
“Sekarang kamu buka mata kamu!” sambil membuka kedua matanya. Ginny melihat ada sebuah kotak kecil yang berada di depannya.
“Ini isinya apaan Dion?” kata Ginny sambil penasaran apa isinya.
“Kamu buka aja sendiri!” kata Dion.
“Cincin? Maksudnya apaan nih?” tanya penasaran.
“Hari ini, di sini, menit ini, dan detik ini juga aku ingin menjadikan kamu sebagai tunangan aku.” kata Dion sambil menjelaskan maksud dia memberikan cincin itu.
Saat itu hati Ginny sangat berbunga-bunga mendengar kata-kata yang baru saja terdengar di telinganya yang di ucapkan oleh Dion.
Kemudian cincin itu di pakaikan di jari manis tangan kanan Ginny.
Kemudian mereka berdua pulang. Sesampainya di depan rumah Ginny, Ginny keluar dari mobil Dion.
“Kamu nggak mampir dulu?”
“Nggak usah deh, makasih lain kali aja. Kan sudah malam, lagipula kayaknya kamu sudah ngantuk banget deh. Kalau begitu aku duluan ya. Good night!”
“Good night.” Sambil melambaikan tangan dan tersenyum kepadanya kemudian meninggalkan nya dan pergi.
Begitu pula Ginny langsung masuk ke dalam rumahnya. Dia melihat mamanya sedang duduk menunggu Ginny. Kemudian ginny duduk di sebelah mamanya dan menceritakan kepada mamanya kejadian hari ini. Setelah itu dia menunjukkan tangan kanannya yang telah di beri cincin dari Dion. Dan kelihatannya mamanya juga senang mendengar kabar dari anaknya.
Setelah itu dia masuk ke dalam kamarnya dan memandang langit-langit atap kamarnya yang berwarna biru muda, kemudian tersenyum kemudian memandang tangan kanannya kembali.
Tiba-tiba saja ada yang menepuk punggung Ginny dari belakang dan itu membuatnya kaget. Kemudian Ginny langsung berbalik ke arah belakang dan yang mengagetkan Ginny ternyata Vinie. Vinie adalah adik perempuan Ginny.
“Kakak kenapa sih kok senyum terus kayak orang gila?” sambil memandang Kakaknya yang tampak aneh.
“Kak Ginny nggak lagi sakit, kan?” sambil memegang kening Kakaknya untuk memastikan kalau Kakaknya tidak apa-apa.
“Apaan sih! Kakak lagi nggak sakit tahu!” sambil melepaskan tangan Vinie dari keningnya.
“Terus kenapa Kak Ginny senyum-senyum terus?” tanya Vinie.
“Hari ini Kakak sudah resmi jadi tunangannya Dion.” Sambil menunjukkan tangan kanannya yang terdapat cincin.
“Wow, kalau begitu selamat ya Kak!” sambil memeluk Kakaknya. Kemudian di lepaskannya.
“Kalau begitu Kakak harus mentraktir aku makan sama nonton ya, Kak!”
“Oke deh bos.” sambil mengangkat tangan kanannya dan hormat kayak waktu dia lagi upacara. Kemudian dia melihat hormat kayak waktu dia lagi upacara. Kemudian dia melihat tangan kanannya lagi dan tersenyum kecil ketika mengingat kembali kejadian di bukit.
Malam valentine kali ini menurut Ginny sangatlah spesial dan Ginny nggak akan pernah melupakan kejadian yang baru saja ia rasakan untuk pertama kalinya.
Setiap kali menjelang malam valentine, Ginny ingin merayakan malam valentinenya di tempat itu bersama tunangannya, Dion.